Saturday, 8 March 2014

Stop


Hal tersulit dalam mewujudkan resolusi gw tahun ini adalah belum adanya self-control yang baik yang mampu mencegah gw untuk berhenti berjalan-jalan di rumah aksara orang atau bahkan hanya untuk sekadar mengetikkan rangkaian-rangkaian kata di mesin pencari. Gw benar-benar harus stop kebiasaan gw mencari-cari entah apa yang ada di database dunia maya. Karena fudul tuh cuma enak awalnya doang, setelahnya lu akan merasa seperti sehabis ditikam tombak haha. Udahlah, ga usah terlalu ingin tahu tentang apa yang terjadi pada hidup orang lain. Biarkan mereka mencetak memorinya sendiri dengan kata-kata tanpa gw perlu melumat semuanya. Tapi yang membuat gw kesal adalah entah kenapa apapun yang ingin gw cari terkadang membawa gw kembali pada apapun yang sebelumnya sudah atau setelahnya akan gw cari. Nah gimana itu. Tidak jarang juga gw bisa menemukan satu informasi utuh hanya dari potongan-potongan tak beralamat yang berserakan di tempat-tempat yang gw kunjungi. Apa ini yang dinamakan integrasi ilmu pengetahuan? Hahaha kenapa ga pas metpen aja sih gw bisa ngelakuin ini *plak* kenapa malah gw bisa mengintegrasikan hal-hal yang setelah utuh hanya akan membuat gw sakit kepala karena membawa informasi yang tidak menyenangkan. Sekali lagi, fudul tuh cuma enak awalnya doang, ujungnya kayak abis ditusuk tombak tepat di dada. Sekali-sekali mungkin ga apa-apa mampir, tapi kalau masih dijadikan rutinitas, mungkin akan mematikan. Get real, Tal.

Sunday, 24 November 2013

dua kutipan

Di dalam sejarah, di luar surga, manusia kecewa. Tapi seperti harapan, kecewa juga lahir dari rongga yang bisa menelannya kembali. Mungkin rongga itu sebenarnya rasa syukur yang luas tapi tak selalu jelas. 

Goenawan Mohamad - Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai


Kecewa lahir dari harapan dan juga ekspektasi. Berharap untuk tidak lagi memiliki harapan atau ekspektasi karena takut kecewa hanya akan membuat seorang manusia terlihat tidak manusiawi, bukan? Lagi-lagi GM menawarkan sesuatu untuk dikutip:

"I'm beginning to think that to hope isn't the same as to expect something. To hope is to believe that life is an acceptable chaos."

Friday, 20 September 2013

Postingan mendadak

Jadi ceritanya ada yang mau numpang posting gitu deh, tapi males, terus maunya malah nontonin Nicholas Saputra di Ada Apa dengan Cinta. Emang sih di film itu dia gantengnya ga nahan. Parah. Ditonton berapa kalipun ga akan bosen-bosen. Kulari ke hutan kemudian menyanyiku, kulari ke pantai kemudian teriakku. GILEEE siapa yang ga kenal bait puisi itu? Uuuuu :3 Terus ini yang tadinya mau numpang posting malah tiduran di sebelah gw sambil galau dengerin lagunya Glenn Fredly yang You're My Everything. Galau setelah denger kabar kalau senior kece di fakultas sebelah baru putus sama pacarnya -gosipnya sih- haha dasar anak mudaaa, kesempatan dalam kesempitan. Terus sekarang playlistnya lagi muterin Setia-nya Jikustik. Alamaak laptop nih anak lagunya nostalgila semua haha. Kayanya bentar lagi gw bakal terhasut juga nonton AAdC (lagi). Gimana dong, ga bisa move on dari Abang Nicsap. 

Bah malah ngelantur gini haha maaf ya, temen gw tidak bertanggungjawab nih, mau numpang posting malah ga jadi -__- udah terlanjur login padahal. Oh ini sekarang winampnya lagi muterin Cinta Sendiri-nya Kahitna. Astaga. Kalau penasaran, yang mau-nebeng-posting-tapi-ga-jadi itu namanya Fadhilah Kurniati.

Wednesday, 4 September 2013

Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan*


Kita tak semestinya berpijak di antara
Ragu yang tak berbatas
Seperti berdiri di tengah kehampaan
Mencoba untuk membuat pertemuan cinta


Betapa keragu-raguan tidak henti-hentinya menggerogotiku sejak awal perjumpaanku denganmu dalam kata. 
Terlebih saat aku mengetahui satu hal yang paling krusial dalam hidupmu, dalam hidup kita.
Kita berbeda; aku tahu itu. Perkataan "perbedaan ada agar dapat saling melengkapi" sudah sangat sering masuk ke telingaku. Aku setuju, tapi sayangnya bukan dalam hal krusial seperti yang satu ini. Bukankah mencoba membuat dua garis sejajar agar bersinggungan adalah hal yang sia-sia? 

Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

Senja adalah waktu yang paling rawan untuk rindu datang menyergap. Entah sudah berapa senja yang aku nikmati dengan membayangkan apa-apa yang kau ceritakan melalui aksara-aksara yang lahir dari tanganmu. Dan senja adalah waktu yang paling tepat untuk meluruhkan segala kenestapaan yang ada. Membiarkannya disantap langit merah keunguan sebelum ia kembali hinggap dalam diri dan mencipta duka. Aku tahu seharusnya aku tak mengeluh pada senja dan menodai kecantikannya, tapi kedamaian yang ditawarkan olehnya membuat tabung penahan rinduku meledak tanpa bisa kutahan dan menguarkan segala kepingan rasa di dalamnya. Mungkin aku harus menyingkir sejenak dari senja, menjauhkan nestapa dari keelokan latar magenta, menyiapkan diri untuk menerima bahwa kita berbeda, terlalu berbeda.

Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa ke mana

Sampai sekarang aku masih mencoba melepaskan diri dari sisa-sisa kemurungan yang terus merambat, meski usaha-usahaku sebelumnya malah membawaku kembali pada gumpalan keresahan dan pertanyaan yang tak kunjung aku temukan jawabannya: mengapa kita berbeda
Aku harus mulai membiasakan diri untuk biasa saja saat melihatmu, mengabaikan dentuman bertalu-talu yang berteriak dari dalam sini dan membuangnya entah kemana.

Kita adalah sisa-sisa keikhlasan
Yang tak diikhlaskan
Bertiup tak berarah
Berarah ke ketiadaan
Akankah bisa bertemu
Kelak di dalam perjumpaan abadi

Kalau semua ini memang bertujuan mengajariku tentang keikhlasan, semoga aku akan benar-benar mengerti untuk apa perbedaan di antara kita diciptakan sehingga aku sanggup merelakanmu pergi ke arah yang berlawanan denganku. Dan aku tidak akan banyak berharap bahwa kelak kita bisa kembali berjumpa di pertemuan yang entah di mana. 


*Judul postingan dan teks yang ditulis dalam format italic adalah lagu Kita adalah Sisa-Sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan milik Payung Teduh

Tuesday, 6 August 2013

Merah muda dan abu-abu

Alkisah ada seorang anak pergi ke dokter mata untuk memeriksakan gejala merah di mata kirinya yang menyebar hampir ke seluruh mata setelah sebelumnya hanya merah di sisi kiri saja. Di ruang dokter, anak tersebut diperiksa menggunakan suatu alat. Sesudah itu, ia duduk kembali ke tempat semula untuk mendengarkan dokter memberikan penjelasan pada ibunya. Selagi itu, ia mengarahkan matanya ke dinding melihat-lihat bermacam sertifikat yang diberi pigura. Dengan kedua matanya ia melihat sebuah sertifikat berwarna merah muda. Lalu si anak iseng menutup mata kanannya dan hanya melihat dengan mata kirinya. Warna merah muda yang tadi dilihatnya berubah menjadi warna abu-abu dan tulisan di sertifikat tersebut menghilang, menyisakan selembar kertas abu-abu kosong dalam pigura. Takut, si anak membuka kembali mata kanannya dan melihat warna merah muda kembali ada. Sekian. 

Friday, 21 June 2013

keluar






Semacam ingin pergi ke pedalaman Borneo dan bermain bersama orang utan saja. Keluar dari hiruk-pikuk Jabodetabek yang memekakkan. 
















 In an urgent need to detach myself from society. Fed up with those heartless people. Oh, or am I being one?

Sunday, 19 May 2013

Ke-19 di 19

Sembilan belas. Artinya?



-Jangan sering ngeluh ya :") 
-Inget lagi pelajaran regennya: positive thinkingnya mana?
-Jangan gampang panik, udah sering ngerasain kan dampak negatifnya?
-Ga boleh marah-marah ya, nanti cepet stress




Tetap sehat tetap semangat! Selamat kembali melanjutkan perjalanan ke sumbu x positif, sejauh mungkin!



Well, happy birthday, me!